| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |

Saturday 16 August 2014

ISRAEL MEMPERALAT AMERIKA SERIKAT


     Setengah abad lebih berlalu sejak Israel berdiri, dan tahukah Anda jika negara itu mendapatkan hasil pajak Amerika Serikat (AS) melebihi negara manapun di dunia ini, termasuk AS sendiri?
Selama resesi ekonomi dunia, ketika orang-orang AS sendiri menjadi pengangguran, rumah-rumah dijual, anggaran pendidikan dikurangi demikian besar dan bisnis macet dimana-mana, Kongres AS terus saja memberikan hasil pajak yang besar kepada Israel; dan sekarang jika dihitung, perharinya mencapai 7 juta US dollar!
Dengan segala kenyataan tersebut, inilah saatnya untuk sekali lagi mempertanyakan kebijakan AS. Untuk menelisik mengapa AS terus saja memberikan bantuan militer kepada sebuah negara dalam hal ini Israel, sangat perlu untuk melihat sejarah dan budaya si penerima bantuan itu.
Lantas, bagaimana sejarah Israel? Mendeskripsikan Israel terlalu dan selalu sulit. Kita harus memilih apakah akan terus hidup dalam sebuah paradigma atau menyebutkan kebenaran. Literatur manapun jelas mengatakan bahwa negara Israel berdiri di atas tanah dan negara lain yaitu Palestina; dan dipertahankan serta dikembangkan dengan cara yang paling biadab sepanjang sejarah yakni pembersihan etnis/ bangsa.
Pada tahun 1947-1949, sekitar seperempat juta umat Muslim dan Kristen yang merupakan 95% penduduk Palestina dipaksa untuk meninggalkan tanahnya.
Terhitung sampai tahun 2009 saja dengan agresi Gaza, sudah berlangsung 33 kali genosida dan penghangusan lebih dari 500 desa. Semua itu demi melenyapkan sejarah dan kebudayaan Palestina.

     Hal kedua yang perlu kita pelajari adalah bagaimana Israel menggunakan bantuan AS di masa lalu? Di semua peperangan yang melibatkan Israel, Israel selalu menjadi pihak pertama yang menyerang. Israel selalu membuat legitimasi (pembenaran) bahwa mereka sedang membela diri. Dalam kurun waktu dua kali penyerangan pertama Israel terhadap Lebanon dulu yang menewaskan 17.000 orang, dan terhadap Gaza dengan jumlah 1400, semuanya menggunakan senjata dari AS yang jelas-jelas dilarang oleh hukum AS sendiri.
Bahkan seorang dokter bedah AS dalam satu hari pernah membedah lebih dari 1000 lambung korban kekejian Israel. Pesawat yang membombardir Gaza adalaah F-16 dan Helikopter Apache AS. Pajak yang dibayar warga kepada pemerintah AS dibuat untuk melukai dan membunuh orang-orang tak berdosa di belahan bumi yang lain, bukan hanya pejuang Hamas atau laki-laki dewasa tetapi juga perempuan, anak-anak dan ibu hamil.

     Menurut Defence for Children International, Israel telah melakukan penghancuran terbesar sepanjang masa. Dari tahun 1967 sampai 2003 saja Israel telah meruntuhkan lebih dari 10.000 rumah, dan hingga kini masih berlangsung. Bukan hanya orang Palestina saja yang menjadi korban kebrutalan Israel. Racher Corrie, gadis berusia 23 tahun dilindas buldozer Caterpillar; sniper Israel menembak Tom Hurdell, 21 tahun, di kepalanya; dan Brian Avery, 26 tahun, di wajahnya. Mereka semua adalah warga AS yang mempunyai kepedulian terhadap masalah umat manusia. Selain mereka, masih banyak sukarelawan dari segala penjuru dunia, dari berbagai macam latar belakang, budaya dan agama yang ikut membantu di Palestina maupun dari perbatasan sekitar Palestina serta dari negara mereka masing-masing. Semoga mereka semakin kuat dan tidak pernah menyerah.

   Lebih mengenaskannya lagi, Israel menggunakan bantuan militer AS untuk membuat industri mereka menyaingi perusahaan-perusahaan AS.
Tahun 1963, Senator WIlliam Fulbright menemukan bahwa Israel menggunakan bantuan dari AS untuk membentuk kampanye media supaya bisa menyedot lebih banyak lagi bantuan.
Sepanjang tahun, Israel terus-terusan memata-matai AS, bahkan menurut US Government Accounting Office, aksi mata-mata Israel adalah yang paling agresif dibandingkan negara lainnya. Dunia sekarang sedang memandang kepada kita, kepada orang-orang Amerika yang patut dikasihani. Ketika media AS ramai-ramai melindungi Israel dari aksi kejinya, dunia sudah tahu bahwa kita adalah orang-orang yang ketakutan di negara sendiri. Ketika orang Amerika diberi tahu bagaimana Israel mengambil uang kita, dunia sudah sadar bahwa kitalah yang telah membiayai kekejaman Israel.
Kesimpulannya, bantuan AS terhadap Israel sudah membuat Timur Tengah tidak stabil, dunia ditimpa diskriminasi, agresi maut, dan yang paling miris, menenggelamkan semua perusahaan AS. Dengan terus memberikan bantuan kepada Israel, kita telah membiarkan supremasi Israel atas sebuah pembersihan etnik.
Sekarang saatnya kita menghentikan bantuan kita kepada Israel.


[Tulisan ini dikutip dari tulisan Allison Weir, Direktur Eksekutif If American Knew, dengan berbagai perubahan/ penyesuain oleh penulis]


KEDEKATAN AMERIKA SERIKAT DENGAN ISRAEL

     Saat penyerangan Israel ke Palestina, AS yang selama ini memposisikan diri sebagai polisi dunia diam tak berkutik. Kebiasaan turun tangan atas setiap permasalahan internasional untuk memajukan kesejahteraan umum, menjaga keamanan bangsa-bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia tak terlihat sama sekali saat agresi Israel di akhir tahun 2008 sampai dengan 2009 lalu maupun tahun ini. Tak peduli dengan ribuan nyawa melayang. Bom White Posporus masih terus bertabur di langit Gaza menggoreskan luka bakar kimia pada kulit, daging, tulang dan juga jiwa. Helikopter-64 Apache masih meraung-raung mencari korban. Helikopter Armament belum puas menembakkan Hydra 70 FFAR rockets, dan MQ-1 Predator, sebuah pesawat tempur udara tak berawak (UAV) juga masih aktif ronda di langit Palestina.
Pemerintah AS yang saat itu masih dikomandoi oleh Bush dan sekarang Obama mendukung serangan tersebut. Ia berharap Israel mampu menuntaskan Hamas. Dewan Senator AS pun turut mendukung atas penyerangan Israel. Lobi Yahudi di gedung putih atau The American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) sangat kuat mempengaruhi keputusan pemerintah AS. Loyalitas pemerintah AS terhadap Israel telah dibuktikan sejak 66 tahun yang silam. AS adalah negara pertama yang mengakui eksistensi negara Israel tahun 1948, sebelas menit setelah proklamasi berdirinya negara di atas negara itu diumumkan.

     AS juga masih aktif memberikan pasokan senjata untuk Israel. Belum lagi bantuan dana yang berjumlah milyaran dolar amerika pertahunnya. Tidak ketinggalan pula kebijakan-kebijakan luar negeri, ekonomi, politik, sosial, media informasi dan banyak hal lainnya yang lebih berpihak kepada kepentingan kaum Zionis Israel. Paling tidak ada dua kepentingan besar yang ingin dicapai kaum Yahudi setelah Kongres Zionisme Internasional tahun 1947 di Basel. Kecenderungan politik mereka bekerja ke dua arah, yang satu dilakukan secara diam-diam untuk membentuk dan menguasai negara-negara non Yahudi di seluruh dunia, sementara yang kedua adalah membentuk negara Yahudi di Palestina.

    Mengapa AS dan Israel bisa berkolaborasi dan sejauh mana peran Yahudi dalam campur tangan politik AS? Secara sederhana mungkin bisa kita katakan karena ada persamaan kepentingan diantara keduanya. Namun lebih jauh, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan terkait dengan sisi historis, akidah, ekonomi dan informasi yang menyebabkan AS begitu dekat dengan Israel. Berikut uraiannya.

SEJARAH
   Z. A. Maulani menyatakan bahwa awal hubungan orang Yahudi dan Amerika sudah dimulai sejak pendaratan Christopher Colombus (1451-1506) di "Dunia Baru" tanggal 12 Oktober 1492. Ekspedisi maritim ini membawa tiga kapal layar yaitu kapal Santa Maria sebagai kapal bendera, diikuti oleh dua kapal lainnya yaitu Nina dan Pinta. Colombus membawa beberapa orang Yahudi untuk ikut berlayar bersamanya. Colombus dan sahabat-sahabat Yahudinya mendapatkan hak-hak Istimewa dari pemerintah Spanyol atas jasa-jasa mereka. Sejak saat itu, arus migrasi orang Yahudi berlangsung dengan sangat deras ke Amerika Selatan terutama Brazil. Saat akhir Perang Dunia I jumlah imigran Yahudi di AS telah mencapai 4 juta jiwa. Jumlah ini terus bertambah. Warga AS saat ini banyak yang terdiri dari keturunan Yahudi. Mereka termasuk pemilik awal negeri subur makmur yang diberi nama sesuai nama ilmuan italia, Amerigo Vespucci, itu. Dan setiap kebijakan pemerintah tidak boleh berseberangan dengan kepentingan mereka.

AKIDAH
     Keyakinan Kristen Protestan adalah keyakinan yang banyak tersebar di AS saat ini. Aliran kepercayaan ini awalnya dibentuk sebagai reaksi protes terhadap beberapa aturan yang terdapat dalam aliran Kristen Katolik, juga sebagai usaha melahirkan agama baru untuk memuluskan beberapa kepentingan Yahudi. Marthin Luther adalah seorang pendeta Yahudi yang mempelopori lahirnya ajaran Protes pada abad ke-16, menulis sebuah buku di tahun 1523 dengan judul "That Jesus Was Born a Jew" (Al-Masih Terlahir Sebagai Yahudi) dan menyebarkan pemikiran yang semakin mengukuhkan keyakinan orang Yahudi akan eksistensi mereka.
Diantara pemikiran tersebut, seperti disebutkan oleh Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya Bainattarikh Wal Waqi', ada dua pemikiran Luther yang paling penting dan menginspirasi orang-orang Yahudi saat ini, yaitu:
  1. Luther menyatakan bahwa kitab Perjanjian Baru telah mengalami penyimpangan. Oleh karena itu, menurutnya orang kristen wajib berpegang kepada ajaran Perjanjian Lama yang masih utuh dan tidak mengalami perubahan. Perjanjian Lama yang dimaksud adalah Taurat. Padahal baik Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama sama-sama mengalami banyak perubahan dan penyimpangan.
  2. Luther menyatakan bahwa agar Al-Masih bisa kembali ke dunia, maka harus disiapkan negeri untuk kaum Yahudi di Palestina. Tanpa adanya negeri itu, maka Al-Masih tidak akan turun. Oleh karena itu, siapa saja yang cinta kepada Al-Masih maka ia harus membantu perjuangan Yahudi merebut tanah Palestina. Keyakinan ini bahkan menjadi bagian dari akidah yang tidak boleh diganggu-gugat. Maka bagi warga dan pemerintah AS, perjuangan Israel mengambil paksa tanah Palestina adalah bagian dari bukti cinta mereka untuk merebut kembali The Promise Land (tanah yang dijanjikan).
Sementara Obama saat awal ia terpilih telah menyatakan bahwa ia adalah seorang Protestan dan akan mengamalkan seluruh ajaran agamanya.
Sebagai catatan, Obama terlahir dari seorang ibu Atheis dan ayah yang muslim. Ayah tirinya yang orang Indonesia juga seorang muslim. Dulu saat awal-awal kampanye banyak yang berharap akan perubahan kebijakan AS terhadap isu-isu politik dan hubungan dengan negara Islam maupun mayoritas muslim. Namun ternyata latar belakang ayahnya yang sebenarnya adalah termasuk keluarga yang pertama memeluk Islam di tempat tinggalnya tidak mempengaruhi Obama karena memang mereka tidak hidup bersama. Orang tuanya bercerai. Lalu ibunya menikah lagi dengan orang Indonesia yang juga muslim, bahkan Obama kecil bersekolah di Jakarta, Indonesia, negeri mayoritas muslim. Walaupun begitu pengalaman tersebut tidak membuatnya lantas membela muslim, karena pada kenyataannya hampir seluruh pemimpin/ presiden AS selalu mempunyai kebijakan yang merugikan atau memerangi Islam. Kalaupun tidak maka siap-siap saja orang nomor satu di AS itu disingkirkan.

EKONOMI
     Hingga kini pengatur utama dan penguasa institusi perbankan AS adalah The US Federal Reserve (The Fed). Kedudukan tunggalnya yang terpenting adalah menetapkan kebijakan moneter. Saham utama badan usaha ini dimiliki oleh para bankir Yahudi. Melalui wewenang yang mereka miliki, mereka dengan mudah mengontrol kebijakan-kebijakan moneter di AS. Bahkan IMF maupun World Bank telah menjadi instrumen kekuasaan yang digunakan oleh Zionis untuk menghancurkan negara-negara yang berdaulat agar tidak menjadi lebih baik. Millioner Yahudi di AS, Mayer Amschel Rothschilds, pernah menyatakan, "Berikan saya kesempatan mencetak dan mengendalikan keuangan suatu bangsa dan dengan itu saya tidak peduli siapa yang membuat hukum di negeri itu".

MEDIA
   Menarik apa yang ditulis oleh Dr. Raghib As-Sirjani tentang peran pers Yahudi dalam kepemimpinan AS, bahwa sejak awal orang-orang Yahudi yang bermigrasi ke AS telah menyadari akan besarnya peran pers dan jurnalistik. Saat mereka tiba di AS pada migrasi ke tiga tahun 1880, mereka memilih untuk tidak terlalu mengambil posisi dalam persoalan perdagangan, mereka lebih mengedepankan pers yang kelak akan menjadi corong suara mereka kepada dunia. Setidaknya ada tiga surat kabar kelas dunia yang menentukan arah pemberitaan dan pengambilan keputusan oleh tokoh-tokoh dunia saat ini, koran yang lain sekedar menyalin dan meneruskannya ke seluruh dunia. Ketiga harian milik pemodal Yahudi itu adalah The New York Times, The Wall Street Journal dan The Washington Post. Demikian pula siaran berita CNN, NBC, CRS, RCA, ABC Television, dan banyak saluran TV lainnya. Tidak ketinggalan kantor berita terbesar dunia, Reuters.

    Zionisme Yahudi telah dengan kuat menancapkan kukunya di AS sehingga sulit bagi pemerintah yang ada di sana untuk keluar dari cengkraman ini. Obama dan hampir semua presiden AS naik atas dukungan Zionis. Obama mendapat dukungan dari media cetak dan elektronik yang dikuasai oleh yahudi, badan ekonomi AS dan dunia seperti Multinational Coorporation (MNC) atau Transnational Coorporation (TNC). Ia juga mendapat dukungan dari kampus dan mahasiswa, seperti The Jewish Council for Public Affairs dan dari tokoh-tokoh Yahudi seperti Bill Clinton, John Kerry, Colin Polwell dan Scott McClellan. Maka tak ada kata bagi Obama selain ikut tunduk pada peraturan Yahudi.
John F. Kennedy adalah satu dari sedikit yang berani bersuara lantang bersilang kata dengan kekuatan Yahudi yang ada. Dia adalah presiden Katolik pertama AS (naik tahun 1963) dan sempat bentrok kepentingan dengan Perdana Menteri Israel ketika itu, David Ben-Gurion. Kennedy memperlihatkan sikap yang oleh Israel dianggap tidak menyutujui program nuklir karena menanyakan soal reaktor Dimona milik Israel. Israel memutuskan untuk menghilangkan rintangan tersebut dan Mossad diduga terlibat dalam rencana pembunuhan terhadap presiden yang akrab disapa Jack tersebut. Inilah salah satu bukti bahwa presiden dan pejabat AS harus tunduk pada kepentingan Yahudi. Bukan hanya elite-elite politik dan pemerintahan yang harus ikut melancarkan namun juga para seniman, pebisnis dan pers.



[Tulisan ini dikutip dari tulisan Umarul Faruq Abubakar untuk Eramuslim.com, dengan berbagai perubahan/ penyesuain oleh penulis; sumber: Eramuslim.com, Zionisme: Gerakan Menaklukkan Dunia, Islammemo.cc, An-Naba]


No comments:

Post a Comment