| Home | Book-Literature | Inspiring-Religion | Economy-Business | Social-Cultural-Languange | Politics-Conspiracy | Health-Sport | Music-Movie | Femininity-Parenting |
Showing posts with label Palestina. Show all posts
Showing posts with label Palestina. Show all posts

Saturday, 24 January 2015

BETAR, KELOMPOK LUAR ISRAEL



     Betar, kelompok Zionis yang sebagaian besar anggotanya pemuda. Meski tumbuh dan berkembang di luar Israel, kelompok ini telah dipersiapkan Zionis sebagai salah satu kelompok pertahanannya di Palestina.
Melihat sejarah yang ada tentang Betar, walau masuk ke dalam kelompok sekaliber Zionis yang terkandang dipandang kuat oleh lawan, seperti organisasi kebanyakan lainnya, Betar kerap mengalami pasang surut di internal kelompoknya.
Betar memiliki sejarah di Kanada dan berhasil memprovokasi muslim di sana. Betar sempat menyelenggarakan “Know Islamic Radical Week” pada Februari 2006 di Toronto. Meski membawa nama dan pembicara dari kalangan Islam, sejatinya mereka sedang memperolok-olok ajaran Islam. Mereka juga mengundang Salim Mansur, Profesor di Ontario untuk berbicara hak-hak gay di Middle East.

      Organisasi Betar atau organisasi radikal pemuda Zionis ini merupakan salah satu bagian dari kelompok revisionis Zionis yang dipimpin Vladimir Jabotinsky.

Organisasi Betar dibentuk pada tahun 1923 di Polandia dengan tujuan mempersiapkan para pemuda Yahudi Polandia untuk hidup di Palestina.

Mereka mendapatkan pembelajaran di bidang pertanian, militer dan bahasa Ibrani secara mendalam.
Tidak heran jika mereka memiliki misi untuk menyebarkan ideologi fasis bahwa hanya ada dua jalan bagi Zionisme yaitu perang atau mati.
Sejumlah pemuda dengan ciri khas pakaian coklat ala pengawal Hitler, melakukan aktivitas militer di bawah organisasi teroris Zionis ini. Kelompok pemuda ini lebih memprioritaskan kegiatan militer ketimbang kegiatan lainnya. Mereka menyebut seorang Zionis Fasis seperti Jabotinsky sebagai bapak intelektual dan spiritual mereka.

     Nama organisasi Betar sendiri diambil dari singkatan nama seorang perwira Yahudi tentara Tsar Rusia bernama Brit Yosef Trumpeldore. Dia terbunuh di tangan warga Palestina saat terjadi kerusuhan di salah satu kamp imigran Yahudi di kawasan Jalile Sofla.
Organisasi Betar menyelenggarakan konferensi pertamanya pada Januari tahun 1929 di Warsawa, Polandia. Dalam konferensi tersebut diputuskan bahwa struktur organisasi Betar adalah murni militer.
Kemudian pada Agustus 1929, terjadi pertikaian sengit antara personil bersenjata Betar dengan kaum Muslim di Tembok Ratapan. Pertikaian ini menyebabkan demonstrasi dan bentrok fisik yang cukup lama. Rangkaian peristiwa ini mengakibatkan sejumlah besar kaum Muslim dan orang-orang Zionis tewas dan terluka.

POLITIK BETAR
     Meskipun AD-ART Betar menyebutkan bahwa aktivitas utamanya berkaitan dengan masalah-masalah militer akan tetapi Betar tetaplah organisasi politik. Hal ini dibuktikan dengan dukungan mutlaknya pada Jabotinsky dalam mencapai tujuan-tujuan terkait kelompok-kelompok revisionis Zionis.
Jabotinsky yang memegang kepemimpinan organisasi revisionis mendukung kebijakan pendirian Negara Yahudi di Palestina. Namun hal itu sempat berlawanan dengan Zionisme Internasional. Ketika Jabotinsky melihat bahwa usahanya tak akan membuahkan hasil maka ia pun menghapus keanggotannya di Betar dan meminta para pendukungnya untuk melakukan hal yang sama. Tetapi sebagian besar pendukungnya tidak memenuhi permintaannya karena mereka yakin bahwa tindakan semacam ini akan melemahkan posisi Organisasi Zionisme Internasional.
Menyusul perdebatan dengan para pendukungnya, akhirnya Jabotinsky bertekad untuk membersihkan struktur organisasi revisionis dari orang-orang yang menantang dan meninggalkan organisasi Zionisme Internasional. Berdasarkan keputusan tersebut, dia mengumumkan bahwa dia telah menyingkirkan para anggota dewan eksekutif organisasi revisionis. Dia pun menambahkan bahwa para anggota organisasi ini harus segera menyatakan persetujuan atau penolakan mereka melalui jalan pemungutan suara.
Kemudian pemungutan suara dilaksanakan pada April 1933. Tanpa diduga kemenangan berpihak pada Jabotinsky. Dalam pemungutan suara, hasil mencatat bahwa 93,80 % menyetujui tindakan Jabotinsky dan hanya 6,20 % yang menolak.
Bisa disimpulkan bahwa dukungan para anggota Betar adalah faktor utama kemenangan Jabotinsky dalam pemungutan suara tersebut.
Chaim Mordechai Katz, salah seorang petinggi dalam organisasi Betar sempat menyatakan sebab dukungannya terhadap Jabotinsky. Katz mengungkapkan, “Dia (Jabotinsky) memimpin sebuah revolusi menguntungkan dalam gerakan Zionisme. Seorang pemimpn revolusi harus dikultuskan. Karenanya, segala perintah Jabotinsky harus dilaksanakan, entah itu benar atau salah.”

      Diantara langkah politik lain yang diambil Betar adalah melakukan aksi demonstrasi di jalan-jalan Tel Aviv untuk menunjukkan penentangannya terhadap Persatuan Buruh (Hestadarot). Demonstrasi ini dilakukan para anggota Betar pada tahun 1933 karena para revisionis menentang tujuan dan langkah-langkah Hestadarot.
Pada 11 september 1938, konferensi Betar pun kembali diselenggarakan di Warsawa. Ketika itu Menachem Begin masih berusia 25 tahun. Melalui pidato-pidatonya, Begin berhasil memprovokasi para peserta konferensi untuk melawan ancaman-ancaman Jerman. Akhirnya muncul atmosfer dimana para anggota Betar menuntut penguasaan atas tanah Palestina secepat mungkin. Begin juga meminta para anggota organisasi mengubah sumpah keorganisasian mereka dengan berbunyi, “Aku hanya memegang senjata untuk membela bangsaku dan mengantarkan tanah airku menuju kemenangan.”
Ternyata masalah ini menimbulkan perseteruan antara Begin dan Jabotinsky. Namun demikian, para anggota Betar menerima perubahan sumpah itu dan ikut mengesahkannya.
Alhasil dalam konferensi tersebut Jabotinsky mengeluarkan draft tujuan dari program-program Betar, yakni:
1. Mendirikan imperium Israel di dua tepi sungai Yordania
2. Legiunisme (membentuk kelompok-kelompok relawan militer)
3. Kedisiplinan tinggi
4. Meneguhkan kedudukan bangsa Yahudi
5. Mobilisasi kekuatan
6. Bahasa Ibrani
7. Monisme.

     Kini Betar telah berkembang ke berbagai negara. Selain berpusat di Israel, mereka juga berdiri di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, bahkan di Afrika Selatan.

Meskipun di Inggris jumlah anggota mereka hanya sekitar seratusan, namun gerakannya sampai kepada tingkat melobi pemerintah Inggris untuk Pro-Zionis. Sudah tujuh tahun terakhir, mereka berdemonstrasi di jalan-jalan meneriakkan yel-yel Pro-Israel dan semangat Anti-Islam.

     Bentar adalah kelompok terakhir tentang pembahasan kelompok-kelompok yahudi sebelum berdirinya Israel di tanah suci Palestina. Semoga semakin menambah pengetahuan kita tentang konflik Israel dan Palestina; serta membangkitkan semangat kita untuk ikut mencintai, mendukung, mendoakan serta berkontribusi terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina.
Saya tunggu komentar dari teman-teman pembaca untuk perbaikan atau tambahan, dapat juga request tema, selama saya bisa insya Allaah akan saya angkat di sini. Merci. :)




Tuesday, 20 January 2015

PALMACH



     Setelah Hashomer, Haganah, Irgun kelompok teroris yahudi berikutnya yang akan kita bahas adalah Palmach.
Palmach menjadi salah satu kekuatan yang memberikan andil besar berdirinya Israel menjadi negara pembantai rakyat Palestina.
Kelompok ini berdiri tanggal 19 Mei 1941, menyusul ketidakpuasaan para pemuda di Kibbutesh (koloni pertanian) ketika pasukan sekutu mendekati Palestina. Kelompok teroris Yahudi ini terdiri dari satuan-satuan yang para anggotanya memperoleh pendidikan khusus dalam teknik perang gerilya.
Menurut Madjid Shafa referensi terbaik perihal organisai Palmach bisa dilihat dalam sebuah buku Perjalanan Palmach yang dipublikasikan di Tel Aviv pada tahun 1953. Buku ini berbahasa Ibrani dan terdiri dari dua jilid. 
Palmach berdiri atas upaya Yitzhak Sara, yang kemudian menjadi pemimpin kelompok ini. Yitzhak Sara adalah mantan perwira tentara Tsar Rusia dan salah seorang pendiri tentara Israel. Sejak awal, organisasi ini memiliki hubungan dengan sebuah partai di Israel bernama Partai Mapam, sebuah partai sayap kiri yang berhaluan Marxism-Zionism.

     Palmach adalah satuan militer profesional pertama yang selain disiplin, juga memiliki ideologi politik. Tujuan mereka adalah menguasai sepenuhnya situasi militer di Palestina. Organisasi ini adalah representasi dari aliran ekspansi militer dalam Gerakan Zionisme. Kelompok teroris Palmach berkembang dalam kurun waktu tahun 1941 sampai dengan tahun 1948 dan memiliki beberapa cabang sehingga semua organisasi militernya menyebar di seluruh wilayah Palestina.
Pada 20 Februari 1948 Palmach meluncurkan operasi di Kaisarea, Utara Tel Aviv, di mana mereka menghancurkan 30 rumah warga Palestina. Tujuannya untuk mencegah daerah tersebut dijadikan basis laskar rakyat Palestina.
Berkat hubungan baik dengan pemerintah sementara Inggris di Palestina, pasukan Palmach dapat memiliki senjata-senjata modern. Komandan Haganah juga memberikan perhatian khusus kepada mereka. Karena dengan kemahiran dalam melaksanakan tugas penyerbuan dan pengetahuan politik perihal Prinsip-Prinsip Zionisme Internasional, mereka dapat difungsikan sebagai pasukan penghancur Palestina oleh Haganah. Mereka memiliki komandan khusus yang dipilih oleh agen Yahudi di Tel Aviv, serta Komandan operasional di berbagai kota penting di Palestina, yaitu di Yerusalem dan Haifa.

Perempuan memiliki peran penting dalam pelaksanaan operasi militer Palmach. Jumlah wanita di sebagian unit Palmach mencapai lebih dari 30%!
Selain ikut serta dalam operasi militer, perempuan juga aktif dalam penjagaan, pertolongan pertama dan jaringan komunikasi radio rahasia.

Palmach juga memiliki satuan spionase yang kuat. Mereka bisa memata-matai kamp-kamp tawanan perang Jerman. Beberapa personil mereka juga melakukan aktivitas mata-mata di Syria (Suriah) dan Lebanon dengan menyamar lewat pakaian khas Arab.

     Setelah perang dunia kedua berakhir, pesonil-pesrsonil Palmach melakukan operasi melawan pemerintah sementara Inggris di Palestina. Pada tahun 1948, satuan-satuan Palmach bertempur melawan orang-orang Palestina di Front Selatan, khususnya Jalil Utara, Sina, Naqeb, dan Yerusalem. Mereka pun berhasil menduduki Padang Naqeb.

Salah satu rencana Palmach adalah menggusur mayoritas penduduk muslim Palestina. Hal ini diwujudkan melalui pembantaian-pembantaian yang dilakukan para teroris Zionis terhadap warga Palestina. Diantaranya adalah pembantaian di Desa Deir Yassin, yang dirancang oleh Palmach bekerjasama dengan kelompok IrgunStern dan para pelaku kriminal lainnya.

     Di setiap lembar buku Perjalanan Palmach, seperti doktrin ghoyim Yahudi maka warga Arab disebut sebagai musuh oleh mereka. Buku itu juga menyebutkan puluhan rencana patroli-patoli Palmach dalam operasi teror terhadap warga Palestina di berbagai penjuru negeri itu dan kawasan-kawasan yang harus diduduki.
Menurut data yang dilansir Palmach, secara total mereka kehilangan pejuang sebanyak 1.187 orang selama perang kemerdekaan dan tahun-tahun sebelum berdirinya Israel.
Belakangan, para perwira Palmach seperti Eigal Alon, Yitzhak Rabin, Hayiem Barlio, David Yoazar, dan lain sebagainya membentuk embrio komando tentara Israel. Setelah Negara Israel didirikan, Palmach pun akhirnya dibubarkan dan digabungkan ke Tentara Israel.
Beberapa dari para teroris ini menjadi terkenal dan menjabat sebagai komando pasukan-pasukan Israel. Diantara mereka adalah Moshe Dayan (1953-1957), Yitzhak Rabin (1963-1967) dan Hayiem Barlio (1968-1971). Dalam tubuh tentara Israel terdapat 45 panglima yang sebelumnya adalah para teroris Palmach, sebagian dari mereka bahkan menjabat sebagai menteri.

     Demi mengenang jasa Palmach atas berdirinya Negara Zionis Israel didirikanlah museum. Museum kelompok teroris itu terletak di Chaim Levanon Street di Tel Aviv, dekat Eretz Israel Museum. Pada museum Palmach banyak ditampilkan foto dan kisah-kisah warisan Palmach tempo dulu untuk membangkitkan militansi pemuda terhadap Zionisme. Para pengunjung pun banyak bergabung dengan kelompok atau gerakan Palmach muda.

     Postingan berikutnya saya akan membahas tentang kelompok yahudi lain bernama Bentar, Insya Allaah. Ditunggu ya, dan jangan lupa subscribe atau follow. Jika ada yang salah mohon dikoreksi. Merci. :)





[Referensi: Islampos.com, Negara Fiktif, Perjalanan Palmach]

Tuesday, 6 January 2015

IRGUN: PECAHAN HAGANAH

      Setelah Hashomer, Haganah, kelompok teroris yahudi berikutnya yang akan kita bahas adalah Irgun.
Kelompok yahudi yang satu ini rupanya benar-benar memberikan pengaruh bagi negara Israel ketika awal berdiri dan rakyat Palestina pun siap ditumpas olehnya.
Irgun tidak hanya berorientasi pada pertahanan namun juga penyerangan. Kelompok yahudi ini selain terkenal militan juga dikenal sebagai kelompok Zionis yang brutal. Mereka sama sekali tidak mau mundur seujung jarumpun dari tujuan-tujuan Israel. Bahkan Siap mati demi nilai jahat Israel.
Nama lengkap organisasi ini adalah Irgun Tezavi Leumi Baraetz Ysrail yang berarti Satuan Militer Nasional di Tanah Israel. Kelompok teroris ini dibentuk pada tahun 1931 menyusul protes atas kebijakan pertahanan Haganah yang diikuti oleh kelompok-kelompok bersenjata dari Gerakan Teroris Betar dan Haganah B. Untuk menunjukkan pada dunia dan khususnya muslim Palestina tentang siapa mereka, Irgun tampaknya sengaja membuat logo berupa gambar tangan sedang memegang senjata dan dibawahnya tertulis, “Hanya ini caranya!”
Vladimir Jabotinsky yang merupakan pemimpin ekstrim Zionisme adalah aktor intelektual dibalik organisasi ini. Sedangkan David Raziel adalah pejuang gerakan bawah tanah Zionisme yang didaulat sebagai pemimpin militer Irgun. Selain itu ada pula nama Avraham Stern, dia adalah anggota paramiliter Yahudi yang terkenal militan. Posisinya di Irgun sebagai pengendali kebijakan politik kelompok teroris Irgun. Stern merupakan pendiri kelompok esktrem Zionis lainnya yang bernama Lehi atau Geng Stern.

     Irgun terinspirasi akan Zionisme Revisionis, Nasionalis Ekstrimis dan Spirit Militerisme. Ketika para pemimpin organisasi ini merasa bahwa Haganah berubah menjadi moderat maka mereka pun membentuk Irgun.
Madjid Shafa mengungkapkan bahwa Irgun sering melakukan operasi teror terhadap bangsa Palestina, warga Arab dan Inggris di Palestina. Mereka juga menentang kebijakan politik Inggris dan mendatangkan warga Yahudi secara besar-besaran ke Palestina.
Di masa Perang Dunia Kedua, Irgun tercatat sangat aktif dalam mendatangkan orang Yahudi Eropa Timur secara ilegal. Dalam perjanjian dengan pemerintah Sayap Kanan Hungaria Polandia dan Rumania pada masa itu, Jabotinsky berhasil memberi pelatihan militer kepada kurang lebih 4.000 orang pasukan Irgun dan kelompk Betar. Pemerintah Polandia juga berjanji untuk memberi fasilitas senjata dalam jumlah besar terhdap Irgun.
Pada tahun 1940 Irgun bekerjasama dengan Inggris di bidang spionase. Oleh karena itu, kelompok Stern memisahkan diri dari Irgun. Kemudian pada tahun 1943 Menachem Begin mengambil-alih kepemimpinan Irgun dan memperluas operasi terornya terhadap warga Arab. Diantara yang paling menonjol adalah peledakan Hotel King David di Jerusalem pada tanggal 22 Juli 1946 yang memakan korban 91 orang tewas dan 46 lainnya luka-luka. Hotel ini adalah kantor pusat otoritas Wajib Inggris Palestina terutama Sekretariat Pemerintah Palestina dan Markas Besar Angkatan Inggris di Palestina dan Transyordan.

     Hubungan Irgun dengan Haganah dan Agen Yahudi lainnya selalu terombang-ambing. Kadangkala hubungan mereka merenggang dan di saat lain mereka kembali bersatu.
Sejak permulaan tahun 1944, hubungan organisasi ini dengan para pejabat Inggris menjadi dingin, menyusul rencana pihak Zionis untuk menekan Inggris dan mengakhiri pemerintahan sementaranya di Palestina serta memberikan kesempatan pada orang-orang Zionis untuk membentuk pemerintahan independen di tanah jajahan Palestina.

     Pada September 1948 setelah berdirinya Israel, sama seperti Haganah, Palmach dan yang lainnya, kelompok teroris ini juga diangkat menjadi tentara resmi Zionis Israel.
Pada masa itu, Ben Gurion menjabat sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan. Satuan-satuan Haganah sempat mengepung markas-markas Irgun di kawasan Nataniya dan Tel Aviv. Mereka melucuti senjata para anggota Irgun dan memerintahkan mereka untuk bergabung dengan tentara Israel.
Setelah itu, Begin membentuk Partai Hiroth dan tetap menjalankan ideologi rasisme dan terorisme Irgun. Bahkan perdana menteri Zionis, pada November 1968 memberi penghargaan kepada para pemimpin Irgun atas jasa-jasa mereka dalam membentuk Negara Zionis Israel.

     Referensi utama untuk mengenal Irgun adalah sebuah buku karangan pemimpinnya sendiri, Menachem Begin yang berjudul “The Revolt, Story of Irgun”. Jabotinsky yang merupakan aktor intelektual organisasi ini juga menulis sebuah buku yang berjudul Kelompok-Kelompok Yahudi. Dalam buku ini, dia menggambarkan orang-orang Yahudi sebagai warga Eropa yang sama sekali tidak memiliki hubungan dengan warga Arab. Demi memperluas teritorial Eropa, mereka bertugas menduduki Palestina hingga Sungai Eufrat lewat cara-cara keji.
Terkait operasi Irgun terhadap warga Arab, Begin menyatakan, “Pada tahap-tahap awal revolusi, kami berhasil mewujudkan salah-satu tujuan penting kami yaitu melumpuhkan warga Arab. Pada tahun 1920, 1921, 1929, 1933, 1936, dan 1939, ketika Arab menyerang orang-orang Yahudi, Inggris menjustifikasi keberadaan dirinya untuk membela orang-orang Yahudi.”
Hal ini dinyatakan pada saat strategi teror Zionis menuntut penyerangan terhadap warga Arab. Begin juga mengatakan, “Dalam salah satu pertemuan para petinggi Irgun di penghujung Januari 1948 yang dihadiri oleh divisi perencanaan dan operasi, ada empat target strategis yang ditentukan yaitu Jerusalem, Yafa, Padang Lud Ramlah, dan kawasan Segitiga. Sebagian besar target-target ini di luar resolusi pembagian Palestina yang diserahkan kepada orang-orang Yahudi. Ketika kami mengesahkan strategi penyerangan, kami tidak memiliki cukup senjata. Mengingat bahwa penyerangan-penyerangan pertama ke Yafa menunjukkan bahwa pendudukan kota ini sangat sulit, kami terpaksa menghimpun senjata”.
Sehingga kemudian, para teroris Irgun memulai pemasangan ranjau dan aksi terror mereka terhadap warga muslim Palestina dengan tujuan memperoleh senjata.

     Postingan berikutnya saya akan membahas tentang kelompok yahudi lain bernama Palmach, Insya Allaah. Ditunggu ya, dan jangan lupa subscribe atau follow. Jika ada yang salah mohon dikoreksi. Merci.





[Referensi: Islampos.com, Negara Fiktif, The Revolt (Story of Irgun), Kelompok-Kelompok Yahudi]

Wednesday, 12 November 2014

HAGANAH: METAMORFOSIS HASHOMER

     Kelompok ekstrim sebelum berdirinya Israel di negara Palestina setelah Hashomer adalah Irgun HaHagannah Ha’vri atau biasa disebut Haganah. Yang unik adalah Haganah (baca: hah gah nah) terbentuk berdasarkan usul dari Hashomer.
Jauh sebelum Israel berdiri, kelompok-kelompok ekstrim yahudi memang selalu membuat kekacauan dan menghancurkan umat Islam di Palestina dengan program-program yang telah disusunnya. Israel berdiri pun tidak lain adalah hasil dari kekuatan tangan-tangan kelompok ekstrim yahudi ini.

SEJARAH HAGANAH
    Dalam postingan sebelumnya telah dibahas tentang Hashomer. Hashomer adalah kelompok teroris Yahudi yang bermetamorfosis menjadi sebuah kelompok teroris Zionis lainnya bernama Haganah. 
Menurut Ami IsseroffHaganah adalah gerakan bawah tanah Yahudi yang didirikan pada tahun 1920 dengan nama resmi Irgun HaHagannah Ha’vriHaganah bisa dikatakan sebagai salah satu pilar organisasi pramiliter Yahudi di wilayah Palestina saat masih menjadi wilayah mandat Britania Raya (Inggris) sejak tahun 1920 sampai dengan tahun 1948.
Madjid Shafa menyatakan bahwa kelompok ini merupakan Organisasi Militer Zionis yang memulai aktifitasnya sejak tahun 1921 di Yerusalem. Tujuan mereka adalah mengusir rakyat Palestina dan menggantinya dengan orang-orang Yahudi. Saat pembentukan organisasi tersebut pemimpin mereka mengatakan bahwa tujuan dari didirikannya Haganah adalah membela kehidupan, kepemilikan dan keagungan bangsa Yahudi.
Karena itulah ketika Haganah terbentuk banyak elemen pasukan Yahudi yang segera bergabung dalam barisan Haganah. Mereka notabene adalah orang-orang Yahudi yang pernah berperang di Balkan bersama pihak Inggris pada pertengahan Perang Dunia I (1917-1918).

        Menurut Madjid Shafa, membanjirnya para imigran Yahudi dari beberapa negara Eropa - khususnya Eropa Timur – di tahun 1920 sampai dengan tahun 1930 semakin memperkuat salah satu sel kelompok teroris Zionis ini. Hal ini dikarenakan bahwa sebagian besar imigran yang baru datang adalah pemuda. Banyak dari mereka yang juga memiliki pengalaman di bidang organisasi milisi dan rahasia di tempat-tempat pemukiman Yahudi di Eropa Timur. Pada tahun yang sama, Haganah di bawah pimpinan David Ben-Gurion melaksanakan aksi teror dan kekerasan. Haganah yang semula hanya terbatas sebagai kekuatan bersenjata demi mempertahankan pemukiman imigran Yahudi, kemudian berubah menjadi laskar yang melakukan penyerangan terhadap warga Arab-Palestina. Mereka juga melakukan pengadaan dan pembelian senjata untuk merancang konflik dengan masyarakat Arab-Palestina yang kemudian dikenal dengan rencana Ben Zion Dinos, sebuah rencana yang menyusun daftar dan tanggal aksi pembunuhan terhadap para pemimpin Arab-Palestina saat itu.

     Pemilihan tempat-tempat pemukiman Yahudi yang murni dibangun dengan tujuan strategis dan politis sangat berpengaruh dalam terbentuknya Haganah dan pola pikir para anggotanya. Pemilihan tempat pemukiman Yahudi tidak hanya berlandaskan pada faktor ekonomi namun juga faktor kebutuhan pertahanan sentral dan strategi penempatan warga Yahudi berdasarkan jaminan akan eksistensi politik warga Yahudi di seluruh tanah Palestina.
Menurut mereka berhadapan langsung dengan warga Arab secara khusus akan mempengaruhi faktor ekonomi. Menurut mereka hal ini pada gilirannya akan menjadikan pemukiman Yahudi tersebut menjadi sebuah benteng kokoh untuk pertahanan Haganah. Program-program ekonomi dan pertanian pun akhirnya dijalankan secara bersamaan dengan program militer.
Haganah memiliki dua komando rahasia yakni Komando Tinggi Sipil dan Komando Tinggi Militer, dua komando ini tunduk pada kelembagaan Zionis yang berpusat pada agen-agen Yahudi.

EKSPANSI HAGANAH
     Pada awal perkembangannya, Haganah mengadakan hubungan dengan organisasi Persatuan Para Buruh Yahudi di Israel bernama Hestodort. Pada periode tahun 1920-an Haganah menyiapkan landasan untuk aktivitasnya di bidang spionase, penyelundupan senjata dan pemindahan orang-orang Yahudi ke Palestina.
Abdul Wahhab Maisiri menyatakan bahwa Yosef Hekht - seorang pemimpin Haganah - dalam laporannya kepada David Ben Gurion terkait masalah ini mengatakan, “Di masa itu, Haganah memiliki 27 senapan mesin, 750 senapan 1050 revolver, dan 750 granat. Karena jumlah senjata ini dirasa tidak cukup untuk menguasai Palestina maka para personil Haganah berusaha mengimpor senjata dari luar negeri. Hal ini dilakukan melalui penyelundupan senjata dan pembangunan beberapa pabrik kecil pembuat senjata ringan.”
Mulanya perlindungan terhadap semua koloni dan pemukiman Zionis masih berada di bawah komando pusat Haganah tetapi setelah peristiwa Revolusi 1929 Haganah mulai mengatur kelembagaannya atas dasar ekspansi, perluasan pendudukan dan operasi teror. Haganah juga mengumpulkan berbagai perangkat senjata, menyimpan bahan logistik dan memproduksi sebagian lainnya pada tahun-tahun berikutnya.

      Ketika Buku Putih Kedua dipublikasikan pada tanggal 21 oktober 1930, yang mencakup pasal-pasal pemindahan orang-orang Yahudi ke Palestina maka pihak Zionis memutuskan untuk memperkuat Haganah dan menggunakan beberapa cara untuk menghalangi kedatangan yang tidak diinginkan dari warga Yahudi ke Palestina.

    Pada tahun 1931 Haganah pun terpecah. Hal ini terjadi menyusul pertikaian di tubuh internal mereka sendiri dan memunculkan sebuah faksi bernama Haganah B. Namun pada tahun 1936 kelompok sempalan tersebut kembali bergabung ke Haganah meski sebagian lainnya menolak kembali dan lebih memilih membentuk kelompok baru benama Irgun.

   Haganah, salah satu kekuatan yang mencetak sejarah bagaimana kelompok-kelompok Yahudi tetap eksis hingga sekarang. Dan tepat 83 tahun lalu hingga saat ini United Kingdom (Inggris) telah terbukti menjadi salah satu negara Barat yang jelas-jelas membantu keeksisan kelompok yahudi ini.
Haganah rupanya telah bekerjasama dengan pasukan Inggris dalam rangka meredam revolusi rakyat Palestina tepatnya di tahun 1929. Atas kerjasama itu pula pemerintah sementara Inggris menugaskan salah seorang perwiranya untuk membentuk Brigade-Brigade Zionis demi memadamkan revolusi rakyat Palestina. Pemerintah sementara Inggris juga memberi ijin kepada Haganah untuk membentuk satuan polisi bernama Nou Therim yang terdiri dari 22.000 prajurit yang dilengkapi senjata dan sarana militer lainnya.

     Pada tahun 1937 Haganah membentuk sebuah unit khusus bernama Mossad Aleya Bet. Unit ini bertugas mengawasi operasi penyelundupan orang-orang Yahudi ke Palestina. Di tahun yang sama sebuah unit lain dengan nama sandi Richsen dibentuk untuk memperoleh senjata. Selain itu ada juga Shirot Yadiot atau Sha yang bertugas menjaga kepentingan intelejensi milisi Haganah.
Sebagian besar operasi Aleya Bet dan Richsen diemban oleh Haganah. Sedangkan Sha memainkan peran penting dalam mensukseskan jalannya berbagai operasi ini. Sebagai contoh, Haganah memberikan informasi tentang kiriman muatan senjata untuk pasukan Inggris di Palestina. Dalam banyak kasus, senjata-senjata ini justru jatuh ke tangan Haganah.
Melalui kesepakatan khusus yang dibuat oleh Aleya Bet dengan manajemen operasi khusus Inggris, mereka mulai mengatur operasi para penerjun payung Haganah di berbagai negara Balkan yang notabene dikuasai oleh Nazi.
Meski alasan resmi dan tujuan yang diprogandakan dari operasi-operasi ini semata-mata untuk mendorong warga Yahudi kawasan Balkan melawan Nazi tetapi para penerjun payung Haganah sama sekali tidak menunjukkan aktivitas di bidang ini. Kegiatan mereka semata-mata difokuskan pada hubungan dengan organisasi-oraganisasi Zionis di kawasan itu dengan tujuan mengkoordinasi operasi pemindahan orang-orang Yahudi ke Palestina. Mereka berhasil memindahkan 10.000 warga Yahudi Balkan ke Palestina.

       Dalam tahun-tahun pertama Perang Dunia II, pemerintah Inggris meminta Haganah untuk bekerja sama kembali, karena ketakutan akan serbuan Kekuatan Poros ke Afrika Utara. Setelah Erwin Rommel dikalahkan di El Alamein pada tahun 1942, Inggris menarik dukungannya terhadap Haganah. Pada tahun 1943, setelah permintaan dan negosiasi yang lama, tentara Inggris mengumumkan pendirian Brigade Yahudi. Ketika Yahudi Palestina diperbolehkan mendaftarkan diri ke dalam tentara Britania Raya sejak tahun 1940, ini adalah pertama kalinya sebuah unit militer khusus Yahudi berperang di bawah bendera Yahudi. Brigade Yahudi terdiri atas 5.000 tentara dan ditempatkan di Italia pada bulan September 1944.
Operasi pengumpulan senjata secara illegal terus dilakukan Haganah hingga tahun 1948, dimana kemudian Negara Zionis Israel berdiri. Sebagai contoh ketika pasukan Inggris mundur dari Palestina pada tahun 1947 sampai dengan tahun 1948, unit Sha memberikan informasi akurat perihal waktu tahap-tahap pengunduran diri mereka kepada Haganah. Informasi-infomasi ini membuat Haganah dapat menduduki tempat-tempat yang ditinggalkan pasukan Inggris. Begitu tempat-tempat ini dikosongkan, dalam tempo beberapa menit saja Haganah berhasil memdapatkan persenjataan mereka.
Hal ini terus berlanjut sehingga ketika masa pendeklarasian berdirinya Israel pada 15 Mei 1948, Haganah telah siap dari segi pasukan maupun persenjataan. Karenanya sangat tidak heran jika Haganah kemudian diizinkan berubah secara resmi menjadi tentara Israel. Langkah ini tak lain dilakukan oleh Ben Gurion Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Rezim Zionis pada masa itu. Begitu rezim Zionis dibentuk Ben Gurion segera mengeluarkan perintah agar Haganah dan Kelompok-kelompok militer Zionis lainnya bergabung untuk menjadi Tentara Israel.

       Pada 28 Mei 1948 pemerintah sementara meresmikan Pasukan Pertahanan Israel sebagai pengganti Haganah. Pemerintah juga tidak mengakui angkatan bersenjata selain dari itu. Irgun melanggar keputusan ini yang kemudian melahirkan perselisihan antara Haganah dan Irgun. Perlahan-lahan Irgun meletakkan senjata dan Menachem Begin mengubah milisinya menjadi sebuah partai politik yang bernama Herut.
(To be continued...)

     Insya Allaah di postingan berikutnya saya akan membahas tentang kelompok yahudi lain yang merupakan sempalan/ faksi di dalam Haganah bernama Irgun. Ditunggu ya. Jika ada yang salah mohon dikoreksi dan jangan lupa subscribe atau follow. Merci.




[Referensi: Islampos.com,Negara Fiktif, Mausu’ah Al-Mafahim Wa Al-Musthalahat Ash-Shhahyuniyah]